Legitnya Memek Evie Tamala - Kumpulan Berita Dewasa | Cerita Dewasa | Artikel dewasa
Headlines News :
Home » , , » Legitnya Memek Evie Tamala

Legitnya Memek Evie Tamala

Written By master on Senin, 16 Mei 2016 | 06.25

Wajahnya masih menyisakan kecantikan, umurnya sudah menginjak paruh baya sekitar 41 tahun, jadi menjadi masa keemasan ketika libido seksnya meningkat tajam. Wanita penyanyi dangdut berjilbab ini masih menjadi primadona bagi banyak kalangan penggemar dangdut. Sontak aku merasa terkejut ketika sedang berada di sebuah hotel di Bogor, selentingan kabar ternyata Evie Tamala akan manggung besok malam dalam acara yang digawangi entertainment di Bogor. Padahal aku sebenarnya tidak ada niat menginap di hotel itu, aku dikontak pihak panitia untuk membantu, namun aku belum mengiyakan untuk memanage acara itu. Lagian kedatanganku ke hotel itu semata mata besok siang ada acara seminar tentang pemberdayaan internet untuk pedesaan. Aku sendiri tidak mengira kalo Evie Tamala sendiri yang mengenalku, padahal aku sendiri tidak mengenal. Wanita ini semakin anggun dan terkesan sangat alim, terlihat sangat religius dengan balutan jilbabnya yang menambah kecantikan dan kemolekan penyanyi ini. Kontolku bahkan sontak berdiri melihat kemolekan tubuhnya, buah dadanya yang kencang sepanjang aku lihat dari gamisnya yang hitam itu.
“Eh .. kamu Burhan khan ? yang sering mondar mandir di tempat Frans “ sapa Evie Tamala dengan tersenyum padaku ketike hendak menuju ke lantai atas, balutan hitam jilbab itu semakin membuat ingin berbuat mesum padanya.
“Oh yaa .. duh .. ini Teh Evie ya .. sampai nggak nyadar deh .. “ kataku dengan menyapa, namun aku tidak menyalami karena muslimah ini sangat ketat dalam menjaga jarak dengan lelaki bukan muhkrimnya, sehingga salaman kami tidak bersentuhan.
“Sedang apa nich di sini ?” tanya Evie Tamala dengan gaya bahasa khas anak muda sambil menyampirkan ekor jilbabnya itu ke pundak, seolah olah hendak memamerkan bagian dadanya padaku
“Lho khan ada seminar Teh .. lagian besok khan Teh Evie manggung .. acaranya bareng .. tapi nggak tahu nich .. “ kataku dengan memandangnya sambil tersenyum memuji kecantikan dan kemolekan wanita ini.
“Kamar kamu di mana ?” tanya Evie Tamala
“Lantai atas .. “
“Oh ya .. dekat donk .. “ sahut Evie Tamala
“Kalo bisa sih sekamar sama penyanyi favorit saya “ candaku yang kebablasan dijawab dengan sikap tersinggung Evie Tamala namun kemudian langsung disikapi dengan tertawa
“Jahil nich kamuu “
“Maaf deh Teh Evie .. saya kecoplosan .. nggak ada maksud apa apa .. “ kataku dengan tersenyum dan ingin berlalu karena ada persiapan untuk bertemu dengan direktur hotel ini. Ketika aku berpamitan meninggalkan Evie Tamala, kulirikan sejenak, ternyata Evie Tamala sendiri memperhatikan aku lenyap dari kelokan ke tangga lantai atas.
Aku bertemu dengan Evie Tamala ketika makan malam, malam yang anggun, ditemani dengan beberapa krunya, namun aku sudah mencari informasi kalo Evie Tamala sendiri di kamar sendirian, karena hotel penuh, maka anak buahnya ditaruh di kamar lantai bawah. Kebetulan kamar Evie Tamala berada di depan kamarku, sontak aku pengin merasakan kemolekan Evie Tamala ini, siasat kususun, kusimpan obat perangsang di sakuku, kebetulan ada pegawai hotel yang mengantarkan minuman dan menanyakan aku ketika hendak keluar kamar, ditanyakan mana kamar Evie Tamala , kuajak sebentar sebelum menunjukan kamar Evie Tamala, pegawai itu meletakkan nampan dan minuman teh hangat itu di meja depan kamarku, kuberikan uang untuk membeli rokok, kurangkul dan kusisipkan uang di sakunya sehingga dia membelakangi nampan dan gelas itu.
“Lihat tuh .. “ tunjukan pada suatu tempat dipojok, padahal tanganku kemudian mencelupkan obat perangsang itu gelas itu dengan membuka tutup gelas kucemplungkan obat itu, obat itu cepat meresap ketika aku berbicara padanya
“Ada apa pak ?” tanya pegawai hotel itu
“Yang nata tanaman kurang rapi, mustinya tanaman yang besar dibawah .. “ kataku membuat sudut pandang tanaman
“Iya sih Pak .. tapi itu bukan tugas saya .. “ kata pegawai itu hendak berbalik badan mengambil nampan, sambil berbicara padaku tanpa melihat ke gelasnya hanya melihat nampannya saja
“Oke deh .. saya tunggu rokoknya ya .. aku mau turun sebentar .. susah dapat sinyal “ kataku membuat alasan, setelah itu aku turun, kami bertemu lagi di kelokan tangga. Tak lama kemudian rokokku pun datang
Aku kemudian mencoba memancing siasat, kugodain Evie Tamala dengan sms lucu lucu menjurus ke arah seks membuat Evie Tamala sampai menelponku.
“Emang kamu suka gituan ya Han .. dosa itu .. nggak baik “ kata Evie Tamala dengan nada yang sangat halus dan ramah
“Nggak juga Teh .. itu khan cuma joke .. lalu gimana dengan Teh Evie ?” tanyaku untuk menginterogasi lebih lanjut
“Dingin deh .. aku habis minum teh, rasanya beda .. kamu mau tidur ?” tanya Evie Tamala dengan ramah
“Belum teh .. masih menyisakan pekerjaan kantor .. tapi Teh Evie baik baik saja khan “ kataku sambil mengulur ulur waktu agar reaksi obat itu kian merangsang Evie Tamala. Tak lama kemudian Evie Tamala mulai kegerahan
“Burhan .. kok mulai panas ya .. kamu merasa nggak sih ?” tanya Evie Tamala dengan suara parau dan berat
“Iya sih Teh .. malama malam begini enakan bersama pacar deh .. bisa anget anget gitu “
“Huss .. eeeh .. kamu kok bicaranya suka gitu sih “
“Habis aku kangen sama pacar Teh .. secantik Teh Evie “ rayuku
“Haaaaaah ! saya dah tua “ serabut Evie Tamala
“Tapi Teh Evie tetap saja cantik kok .. malah molek .. gimana deh .. kita ngobrol aja .. atau aku ke kamar Teh Evie ?” rayuku
“Jangan deeh .. tapi aah .. kok badanku makin panas nih .. ada yang nggak beres dengan tubuh ku “
“Aku cek aja ya deh Teh “ kataku dengan menutup telepon, aku langsung keluar kamar dan membuka kamar Evie Tamala yang sedang memijit kepalanya seperti kena pusing, jilba warna hitam terpasang rapi di kepalanya, kedatanganku yang nekada itu sampai membuat Evie Tamala terperanjat sambil menggeleng pelan, namun matanya berat karena rangsangan obat itu. Posisi duduk di ranjang itu semakin tidak karuan, bagian rok bawahnya tersingkap namun Evie Tamala tidak menyadari kalo aku menatap pahanya yang mulus itu, kukancing kamarnya itu. Lalu aku mendekati,wanita berjilbab ini gemetaran melihatku dengan mata sayu, sesekali memejamkan matanya yang berat menahan gelombang rangsangan birahi dari obat itu. Aku duduk di sampingnya, badannya lemas seperti orang tak bisa melawan, kuraba pahanya itu sampai membuat Evie Tamala menggeliat
“Jangaaaan … “ cegah Evie Tamala dengan tangan gemulai, kuelus pahanya sampai ke selakangannya sampai membuat Evie Tamala menggeleng geleng, kesadarannya masih menyisakan sedikit, namun rangsanganku sampai membuat Evie Tamala semakin terangsang, matanya terpejam merasakan sentuhan tanganku yang bergerilnya menyingkap rok panjang itu
“Eehh ssssshh sssssshhh .. aaaaaahh .. aaauh . duuh … enaaaaaak .. “ sahut Evie Tamala dengan suara tak karuan mendesah itu, kutarik celana dalamnya sampai membuat Evie Tamala terpekik matanya membuka dipaksakan.
“Tolong jangaaan .. jangan .. ini dosa “ cegah Evie Tamala menahan tanganku yang sudah menarik celana dalamnya itu, aku kemudian langsung memeluknya, menghujani dengan pagutan, Evie Tamala tidak menanggapi, namun tak lama kemudian bibirnya membuka dan kami saling memagut dengan mesra, Evie Tamala memejamkan matanya menikmati pagutan itu
“Oooh ssssssssssh sssssssshhh … “ desis Evie Tamala ketika lepas kami berpagutan dengan lebih lama, tanganku bergerilnya sampai masuk ke gamisnya serta meremas buah dadanya yang sedikit kendor itu. namun buah dadanya lama lama menjadi mengeras seiring rangsangan itu. Evie Tamala semakin terbakar birahinya, pagutan demi pagutan itu semakin menambah gairahku untuk menggarap wanita berjilbab ini, pelan pelan kunaikan gamisnya dan kuremas buah dadanya. Evie Tamala mendesis tak karuan, matanya terpejam kembali merasakan pagutan dan lumatan serta remasan tanganku di buah dadanya, kutindih dan kumainkan tanganku merangsang lebih dalam.
“Sssssssssssssssssshh sssssssssssshhh sssssssshhh hhh .. “ desah Evie Tamala dengan menggelora, kutarik roknya pada awalnya Evie Tamala menolak, namun aku lebih kuat sehingga rok itu menjadi lepas, kemulusan pahanya ke bawah sangat membuat kontolku ngaceng luar biasa. Mata sayu Evie Tamala sesekali dipejamkan. Kulepas celanaku dan kukeluarkan penisku, setelah celanaku lepas, kutarik tangan Evie Tamala dan kududukan lagi, tangannya kugiring ke penisku, ketika tangan evi menyentuh penisku langsung kaget
“Aaaaaaaaaaaaah .. jangaaan .. jangaaaaaaaaaaaaaaan …aaakuu ini muslimaah .. orang taaat beribadah “ tolak Evie Tamala dengan mata membesar, namun kemudian menjadi sayu, kusingkapkan ekor jilbab itu ke pundaknya
“Orang beribadah juga butuh seks khan, Teh Evie .. nikmati kontolku dong Teh “ bisiku sampai membuat Evie Tamala menahan nafas, kubuka tangannya dan kuarahkan kembali, kali ini tangan Evie Tamala mengcengkeram batangku dengan kuat, mata Evie Tamala sampai melotot menyaksikan batangku kembali itu, dadanya naik turun dengan tegangnya
“Ayo deh Teh Evie .. kulum kontolku “ kataku mendesak itu, mata Evie Tamala menggeleng geleng lagi
“Enak kok Teh .. rasakan saja .. masukin mulut Teh Evie .. sedot dan jilati “ racunku semakin menggila dengan menaikan gamisnya yang turun kembali, kemudian kutekan kepalanya yang berjilbab itu semakin dekat dengan batangku, Evie Tamala berusaha melawan namun tidak kuat lagi, panas tubuhnya sangat mempengaruhi libidonya itu, pelan pelan menjilati batangku itu.
Kubiarkan wanita berjilbab ini menjilati batangku dengan pelan pelan matanya terpejam merasakan setiap jilatan demi jilatan
“Teh .. gamis Teh copot dulu yaa .. aku pengin melihat tubuh Teh Evie, kataku dengan memaksakan gamisnya keluar ke atas, tangan Evie Tamala melepaskan batangku, kulepas gamisnya itu
“Aayo Teh .. jilatin lagi .. “ ajakku dengan kembali mendorong kepala wanita berjilbab ini, kali ini Evie Tamala hendak berontak dengan menatapku, namun sorot mataku lebih tajam, Evie Tamala seperti ketakutan
“Telan deh Teh .. ayo Teh Evie .. aku yakin Teh Evie doyan kontol “ kataku semakin vulgar sambil membuka kaitan branya itu, selepas branya lepas aku langsung meremas kekenyalan buah dadanya itu. Desisan Evie Tamala semakin santer, kali ini membuka mulutnya dengan lebar dan menelan batangku dengan lahap
“Enak khan Teh “ rayuku dengan merangsang sambil meremas buah dadanya dengan lembut. Evie Tamala terus melakukan kuluman itu, kuarahkan hapeku di dekat meja ranjang itu untuk merekam adegan Evie Tamala mengulum batangku dengan mata terpejam menikmati. Tubuhnya yang sudah telanjang dan hanya menyisakan jilbab warna hitamnya bertengger di kepalanya.
“Sudah Teeeh .. giliranku bermain dengan memek Teh Evie . “ kataku menahan kepalanya itu, mata Evie Tamala masih terpejam dan kadang membuka dengan sayu, badannya yang mulus itu lemah gemulai, berat sekali melawan logika dan imannya ketika sudah dirangsang sedemikian hebatnya, kutarik kepalanya dan kurebahkan ke ranjang, aku kemudian langsung mengangkangkan pahanya, kujilati vaginanya yang sudah basah itu, jembutnya benar benar lebat sekali, namun sangat rapi.
“Sssssssssssssssh ssssssssssssshh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh ssssssssshhh sssssssshh aaaauh “ desis Evie Tamala merasakan jilatan lidahku di belahan vaginanya itu, kuremas buah dadanya untuk memberikan rangsangan lebih membuat Evie Tamala semakin menggeliat dengan gemulai, kubuang pakaian gamis dan roknya ke lantai, pakaianku juga kusingkirkan, luar biasa indahnya muslimah ini dengan kepala berjilbab sedang bagian dada ke bawah polos tanpa penutup sampai sekali, kepalanya menggeleng geleng dengan mata terpejam merasakan oralnya yang menghancurkan sendi sendiri keimanannya.
“Waaaaauh aaaaaaaaaaaauuh sssssssshh aaaaaaaah aaaaaaaauh .. “ lenguh Evie Tamala dengan semakin menggeliat, rangsangan semakin menghebat.
Vaginanya masih terlihat sempit, kubuka daging yang menutup belahan itu sampai membuat Evie Tamala menggigit bibirnya, tangannya ikut meremas buah dadanya.
“Teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaaaaah .. sssssshh sssssssssshh enaaaaak sssssshh hhh “ desis Evie Tamala semakin tak karuan, lidahku menjulur julur, bibirku menghisap sampai membuat Evie Tamala menggeliat bak cacing, geliat tubuhnya sangat merangsangku.
Vaginanya itu kukuak dan julurkan lebih dalam membuka kemaluan itu agar batangku bisa menerobos masuk ke liang surgawinya. Kumainkan kiltorisnya itu sampai membuat Evie Tamala semakin tak karuan geliat tubuhnya montang manting ke kanan kiri, kepalanya menggeleng geleng dengan mata terpejam. Lubang yang semakin memerah seiring jilatanku itu kuterobos dengan lidahku. Kuremas buah dadanya agar lebih terangsang.
Kujilati terus liangnya dan klitorisnya dan aku pengin segera menenggelamkan kontolku di memek Evie Tamala. Segera aku langsung pasang posisi memegang batangku kulebarakan pahanya dan kutekan kepala penisku ke lubang becek nan merah itu, awalnya Evie Tamala meringgis merasakan desakan batangku, kudesak dengan kuat sampai membuat Evie Tamala menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiit “ erang Evie Tamala dengan mata berarir merasakan kesakitan batangku masuk, matanya membuka pelan pelan, kesadarannya kelihatan semakin kentara dengan mata melotot, matanya melihat ke bawah ketika batangku hendak tenggelam, tangan Evie Tamala menahan selakanganku
“Jangan .. jangaaaan aaaaaah .. tolong deeh .. jangan lakukaaan “ tahan Evie Tamala dengan suara yang masih berat, kutarik tangannya dan kudesakan batangku membuat Evie Tamala semakin pengin memberontak, tapi tenaganya sudah lemah habis menggeliat tak karuan. Matanya kemudian menatapku sehingga aku langsung menindihnya dan melumat bibirnya
“Aaaaaaaaaah please aaaaaah “ tahan wanita berjilbab itu setelah aku berhasil memagut bibirnya, kemudian kudesakan batangku lebih dalam sampai membuat wanita berjilbab ini menjerit lagi
“Aaaaaaaaaaauuh , aaampuun aaaaaaaaaaaah “ tahan Evie Tamala dengan kuat di kepalaku, tangannya kini mencakar hendak berontak, namun aku terus mendesak dan menarik batangku sehingga semakin amblas, kudiamkan sejenak Evie Tamala berontak hendak mencakarku.
“Teriak Teh .. teriaklah “ ancamku dengan membetot kedua tangannya
“Aampun .. jangan lakukan .. jangan perkosa aaakuu “ iba Evie Tamala dengan mata sayu,
“Sudah terlambat Teh .. kita sedang bercinta .. aku tidak memperkosa Teh Evie .. kita bercinta suka sama suka Teh .. “ bisikku dengan pelan membuat mata Evie Tamala membesar.
“Tapi .. tapi “ sahut Evie Tamala tidak bisa berkata kata. Kudesakan batangku lebih dalam, jepitan vaginanya sangat sempit karena batangku besar itu.
Aku langsung menggenjotnya membuat Evie Tamala memejamkan matanya, kunikmati genjotanku itu dengan pelan pelan, Evie Tamala kemudian hanya bisa ah uh ah uh saja merasakan nikmatnya kontolku pelan pelan menyeruak masuk sampai lebih dalam, kuhujamkan batangku dalam dalam sehingga mentok di vaginanya dengan teriak kesakitan Evie Tamala
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit Evie Tamala dengan keras.
Jeritan Evie Tamala yang sudah kumasuki vaginanya dengan batangku itu terasa empot empot ayam, namun kadang jepitan itu mengeras membuat batangku bak disedot dari dalam. Vaginanya sangat hangat dan kurasakan kelembaban karena cairan rangsangan yang membuat vaginanya membasah, wanita berjilbab ini mengeluh ketika aku menghujamkan batangku dalam dalam sampai amblas, bibir wanita cantik berjilbab ini tergigit, kedua tangannya memegang kepalanya yang berjilbab merasakan desakan batangku, matanya sampai membuka dengan melotot kepadaku merasakan koyakan yang menyesakkan vaginanya. Apalagi aku terlalu bernafsu untuk menggarap Evie Tamala ini, ini justru sering menjadi bumerang padaku, aku tak tahu kalo vagina Evie Tamala ketika menjepit dengan mengapitkan kedua kakinya akan luar biasa sempit, bahkan batangku akan merasa diperas luar biasa, kurasakan itu ketika kaki kirinya menggeser lebih merapat, kurasakan remasan yang kuat di batangku.
“Gilaaaaaaa .. Teeh .. memekmu .. benar benar sempit “ degupku dengan menarik nafas, kulihat kini Evie Tamala melepas tangannya dan tangannya menggapai gapai sesuatu, kepalanya tidak lagi memandangku, namun melihat kesamping dengan bibir tergigit, merasakan sakit karena vaginanya dikoyak kontol gedhe aku kemudian menindihnya, memberikan pagutan mesra. Evie Tamala tidak menanggapi, sehingga aku kemudian menggenjotnya pelan membuat Evie Tamala menjadi mulai mengikuti gerakanku
“Kamu jahaaaaat .. “ pandang Evie Tamala dengan kepala menggeleng geleng.
“Enaaak Teeh . ayo deh Teh .. goyaang “ ajakku dengan menggenjotnya itu, Evie Tamala menyerah dan ikut bergerak seiring genjotanku
“Aaauh .. ssssshh sssssshh sssssssssshh .. “ desis Evie Tamala dengan mata terpejam, kuremas buah dadanya sambil terus menggenjotnya itu, batangku mulai lancar keluar masuk vagina wanita berjilbab ini. Genjotan demi genjotan itu membuat Evie Tamala semakin tak karuan dan tidak tahan
“Haan pleasee .. aaaaaaah aaaaaaaaaaaaaah .. ssssshhh ssshhh .. nng ng ng eeeh .. eenaaaak naaaak “ sahut Evie Tamala yang tidak sadar merasakan nikmatnya disetubuhi. Ranjang itu semakin panas, Evie Tamala terpejam merasakan genjotan kontolku di memeknya juga merasakan remasan tanganku di vaginanya itu. Jilbabnya yang masih terpasang di kepalanya menambah nikmatnya aku menyetubuhi wanita ini, luar biasa molek dan seksinya dengan balutan jilbab dan bertelanjang bulat, tubuhnya benar benar mulus sekali, di sana sini ada lempitan lemak namun tidak mengurangi daya tarik sensual penyanyi dangdut berjilbab ini. Genjotan demi genjotan itu sampai membuat wanita berjilbab ini menahan perutnya
“Berhenti aaaaaaaaaah .. pleaseeeeeeeee “ teriak Evie Tamala dengan nafas tak karuan, kuhentikan sodokanku.
“Kenapa Teh ?” tanyaku dengan menatapnya sambil mengelus elus pahanya yang mulus dan berisi itu.
“Ng .. kamu aaaah .. please .. jangan sampai ini bocor yaa ..aaauuh .. kemaluaaaankuu aaaaaah saaakiit “ sahut Evie Tamala dengan sikap biasa saja tanpa tersenyum.
“Enak khan Teh kontolku .. sesak dalam memek Teh Evie “ godaku sambil pelan pelan tetap mengelus paha mulus wanita berjilbab ini.
“Tauk aaaaaah “ jawab Evie Tamala dengan cuek
“Ganti ya Teh .. aku cabut kontolku dulu “ sahutku dengan mencoba menarik penisku namun ditahan oleh Evie Tamala
“Jangaaaaaan “ sahut Evie Tamala dengan merem
“Kenapa Teh ? Teteh nggak suka ?” tanyaku dengan terkejut
“Eh .. bukan itu .. tapi .. aaah ..sudaaahlah .. puaskan kamu saja “ jawab Evie Tamala dengan menggeleng sambil menggigit bibirnya. Kupaksa tarik batangku sampai membuat Evie Tamala menjerit
“Aaaaaaaaaaaaauh ssssssssshh ssssshhh .. sa ssaaa kiit kiit “ keluh Evie Tamala dengan merem tak tahan gesekan batangku di dinding vaginanya itu. Kurasakan batangku terasa basah akibat cairan yang keluar dari vagina Evie Tamala, aku kemudian menarik tangan Evie Tamala agar bangun
“Pleasee .. ampuni aaakuu .. jangan teruskaaaaaaaan “ tolak Evie Tamala, namun wanita ini menyerah ketika aku membawanya ke meja dekat rias itu, kuangkat tubuhnya dan kemudian aku menaikan paha Evie Tamala ke meja rias.
“Aku pengin genjot Teh Evie dengan gaya ini “ kataku memposisikan vagina wanita ini menungging, kakinya terangkat kemudian aku mendorongkan batangku masuk lewat belakang itu.
“Kalo Teh Evie masih nolak, ntar kusodomi anus Teh Evie “ ancamku sampai membuat mata Evie Tamala melotot kearah cermin
“Jangaaaaaan aaaaaaaah .. pleaseeee “ iba Evie Tamala
“Ucapkan kontol Teh .. bilang suka kontolku “ desakku dengan menghujamkan batangku. Evie Tamala menjerit keras kemudian
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit wanita berjilbab ini, kuturunkan ekor jilbab itu sampai di buah dadanya dan kuremas, tangan kiriku mengambil hape yang tergeletak di situ dan kuarahkan ke tubuh kami, namun Evie Tamala menahan tanganku
“Jangan direkam aaaaaaaah .. malu aaakuu “ tolak Evie Tamala dengan wajah memelas dan basah oleh keringat birahi itu.
“Ayo deeh .. ucapin kontol, bilang suka kontolku dan Teh Evie suka dientotin gitu “ desakku lagi sampai membuat Evie Tamala mengerling padaku
“Asal kamu nggak merekam .. tolong jangan memeras aku .. aku ini “ kata Evie Tamala yang tertahan karena aku kembali mendesakkan batangku membuat Evie Tamala menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit Evie Tamala
“Mau lagi ?” ancamku
“Oke deeh .. oke … ng .. aku nggak biasa ngomong jorok .. maaau bilang kon toool.. “ kata Evie Tamala dengan nada lemah
“Kurang keras Teh ..” sahutku dengan meremas buah dadanya
“Kontol .. yaaa.. kontolmu gedheee “ sahut Evie Tamala dengan suara dikeraskan
“Jangan terpaksa .. bilang .. suka sama kontolku dan mau dientotin “ desakku lagi membuat Evie Tamala menarik nafasnya kemudian bilang dengan setengah tersenyum
“Oke deh .. aku suka kontolmu dan minta dientotin .. “ sahut Evie Tamala dengan suara yang lebih keras dan nada intonasinya mantap.
“Nah gitu .. aku baru suka sama Teh Evie .. aku matiin rekaman ya Teh .. “ kataku mematikan rekaman itu.
“Hapus saja deeh “ sahut Evie Tamala dengan nada keberatan
“Jangan Teh .. nanti malah Teh Evie nggak mau kuentotin lagi .. “ kataku untuk kusimpan agar bisa memeras Evie Tamala untuk ngentoti di lain hari.
“Aaaaaah pleaase .. “ tahan Evie Tamala di pinggangku ketika aku hendak menghujamkan batangku lagi.
“Kalo Teh Evie nggak mau kuajak ngewe, akan kusebarin video ini ke internet “
“Haaaaaaaaah .. jangaan aaaaaaah .. oke deeh .. segera entotin akuu . ayoo .. pleasee “ sahut Evie Tamala yang mulai tak tahan merasakan batangku tertanam di vaginanya yang becek itu.
“Bilang kontol dengan keras “ bentakku
“Koooooontoooooooooool “ sahut Evie Tamala keras kemudian tersenyum
“Nah gitu .. rasakan kontolku ya Teeh .. tahaaan .. kalo Teh Evie pengin jerit .. jerit saja .. jangan keras keras “ kataku dengan menarik batangku, kurapikan jilbabnya itu, kupandang ke cermin wanita berjilbab ini seperti tidak tahan lagi, kugenjot batangku pelan pelan membuat Evie Tamala menggelinjang merasakakan sodokanku
“Aaaaaaaauuuh sssssssshh ssssssshhh .. remeeeeeees “ erang Evie Tamala dengan suara mendesah desah kemudian, kuremas buah dadanya yang ikut naik turun gerakan wanita berjilbab ini mengikuti sodokanku.
“Iya Teeh ..aaaaaaaaaauuh sssssssssshh ssssssshh .. memekmuu enaak Teeeh “ erangku dengan menggenjotnya keluar masuk vaginanya yang becek itu, batangku semakin lancar keluar masuk vaginanya.
“Teruus Haan .. teruuus . sayaang aaah .. enaaaknya kontolmuu oooh ..wwwwwwoo .. aaaaah .. memekku aaaaaah sakit aaaaaaaah aaaaaaaaaauuh ssssssshhh sssssssssshhhh ..hhh “ teriak Evie Tamala dengan menggelinjang
“Teeh .. teteh cakep make jilbab sambil kuentotin aaaaaaaah ssssshh sssssshh .. “ desisku tak kalah dengan wanita berjilbab ini.
Kurasakan vagina Evie Tamala memang juga sempit, ketika kakinya yang berada di atas meja digeser lebih dekat dengan tubuhnya kurasakan jepitan itu semakin ketat
“Aaaaaaaaaaaaaoh .. ooh memekmuu Teeh .. memek Teh Evie masih ketaaaaat .. aaakuu sukaaa “ erangku merasakan jepitan lebih kuat di vagina Evie Tamala ini.
“Iyaaa aaah .. aaaaaooh .. Haaan .. Burhaan .. aaaah kontolmuu nakaaaaaaaaal .. nakaaal aaaaaaah ssssssshhh .. ssssssshhh .. teruuus, sayaaang .. aaaaaaaaaoh aaah .. uuuh aaah . uuh aaah uuuh .. aaaah .. uuuuuuuuuh sssssssssssh ssssssssshhh “ desis Evie Tamala semakin tidak karuan merasakan batangku semakin cepat keluar masuk vagina Evie Tamala ini, kepalanya menggeleng geleng dengan cepat, ekor jilbabnya yang panjang itu ikut bergerak
“Teruus Teeh .. lepaskan bebanmuu aayoo Teeeh Eviee .. memekmu enaaaaaaaak .. uuh sempitnya memekmuu “ pujiku dengan memeluk dan meremas buah dadanya bersilangan itu, penisku keluar masuk sampai selakanganku berbenturan dengan pantat Evie Tamala yang bahenol itu.
“Iyaaaaaah aaaaaaaaaaaaaah .. kontoooolmuu aaah gedhe aaaaaaaah .. aaaaaaaaauuh .. sayaang .. nggak kuaaaaaaaaaaaat “ teriak Evie Tamala dengan suara semakin berat, matanya kini seakan akan terbalik, matanya memutih merasakan sodokanku yang kian cepat. Vaginanya menyempit pelan pelan pertanda hendak mencapai puncak.
“Hhh .. hhh sssh .. sayaang aaah .. sudaaah nggaaak kuaaaaaat “ teriak Evie Tamala dengan tetap bola matanya memutih merasakan genjotanku semakin cepat itu, Evie Tamala sampai membungkukan badanya sehingga aku memberikan ruang agar bisa membungkuk, kuremas buah dadanya kemudian kulepas dan kupegang pantatnya dari samping
“Uuuuuuuuuuuuh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh .. Haaan .. Burhaaaan aaaaaaaaaaah .. sudaaaaah maaaaaau aaaaaaaaaah sampaaaaaaaaaaaaaaai “ teriak Evie Tamala dengan menekan kepalanya yang berjilbab itu ke cermin.
Genjotan demi genjotan itu sampai membuat kakinya yang menginjak ke lantai sampai gemetaran, badannya sudah tidak kuat lagi, kubenamkan dalam dalam ketika badannya menegang mendapatkan orgasme.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaooooooooooooooooooooooooooooooh “ erang Evie Tamala panjang dengan melolong penuh kenikmatan mencapai puncak. Tubuhnya kemudian berkelonjotan dengan tangan menahan ke cermin, nafasnya seakan akan hancur, badannya lemas tak berdaya dan kepalanya yang berjilbab itu menekan kuat ke cermin. Sodokanku berhenti, kutarik penisku dan kurasakan cairan orgasme wanita berjilbab ini menetes keluar, kemudian aku membopongnya ke ranjang dan kurebahkan, mata Evie Tamala masih terpejam merasakan nikmatnya kontolku menghajar memeknya.
Kubiarkan Evie Tamala yang masih terpejam dengan dada naik turun, tangannya bergerak kemudian mengelap mukanya dengan pelan pelan, sedang aku tiduran di sampingnya dengan mengelus elus buah dadanya yang ranum itu. Evie Tamala membuka matanya dan melihatku bermain dengan bukit kembarnya. Evie Tamala menggeleng geleng kepadaku kemudian matanya melihat ke bawah di mana batangku yang ngaceng, Evie Tamala sampai melotot merasakan kesadarannya kembali itu.
“Luar biasa .. kontolmu Burhaaan .. gedhe banget .. pantesan memekku sakit .. tapi enaaaaak “ ujar Evie Tamala dengan tersenyum padaku
“Naah .. masih mau main lagi nggak ?” tawarku
“Kamu benar benar nakal Burhaan .. “ sahut Evie Tamala dengan tangannya meremas kontolku itu, tangan lentiknya meremas dan mengocok pelan
“Kenapa tidak .. siapa ndak suka sama kontol besaaar “ sahut Evie Tamala dengan menggodaku
“Bilang deeh .. Teh Evie suka kontolku “ desakku lagi
“Iya .. Teh Evie suka sama kontolmu .. lagi ya Han .. kamu harus menyetubuhi Teh Evie lagi .. sampai kita sama sama nggak kuat lagi .. tapi .. eeeh .. gimana kalo besok setelah manggung kamu ke kantorku aja .. entotin aku ke sana .. ada tempat aman buat kita berdua deeh “ tawar Evie Tamala dengan tersenyum
“Terserah Teh Eviee ajaa .. aku nurut ajaa .. awas ya Teh kalo besok nolak nolak “ ingatku lagi yang disambut dengan pelukan wanita berjilbab ini dan memagutku dengan mesra. Pagutan demi pagutan itu untuk membuat kami semakin mesra bak pengantin baru, kurasakan senyum wanita ini semakin menggoda dan bak pengantin baru yang pengin segera memeknya dimasukin kontolku lagi.
“Segera .. entotin lagi memek Teh Evie .. aku suka sayaang .. suka sama kontolmu .. “ ujar Evie Tamala dengan mengerling nakal padaku.

Aku sudah tidak tahan lagi ingin menyemburkan air maniku di vaginawanita berjilbab ini, pagutan demi pagutan yang mesra dari Evie Tamala membangkitkan gairah kami, Evie Tamala semakin agresif menyerangku dengan meremas batangku serta mengocoknya dengan gemas, bibir kami saling menghisap dan setiap hisapan itu sampai menimbulkan suara kecapan. Evie Tamala sampai tersenyum merasakan pagutan itu, kemudian lidah Evie Tamala menjulur lagi dan kusambut lidah itu bertubukan dengan lidahku, Evie Tamala semakin gemas, lidahnya melesak masuk dalam mulutku, di dalam mulutku itu lidah kami saling bermain, tekan lidah itu semakin kuat, apalagi tangan Evie Tamala semakin gemas mengocokku, sedang aku meremas buah dadanya yang ranum itu, Evie Tamala menggelinjang dengan sangat erotisnya. Jilbab warna hitam masih terpasang di kepalanya dengan manisnya setengah basah. Kami mengakhiri permainan lidah kami dengan saling melumat penuh nafsu, gairah seks Evie Tamala semakin meningkat tajam, kocokannya semakin cepat dan nakal, kepalanya menggeleng geleng menonton tangannya mengocok batangku, kemudian kepala turun dan menekan batangku bulat bulat dan dipermainkan oleh lidahnya, mulutnya membuka sangat besar, batangku penuh sesak dalam mulutnya. Kemudian Evie Tamala mengeluarkan batangku dengan mengocoknya kembali, lepas itu lalu kepalanya turun dan lidahnya menjilati batangku dengan rakus, lebih rakus lagi dibanding mengulum kontolku
“Teh Eviee aaaaaaah .. piawai mainin kontol deeh aaaaaaaaauh sssssshh .. sudaah Teeh .. sudaaah … bisa muncraaaaat .. aaaku pengin penuhi memek Teh Evie dengan spermaku “ sahutku dengan menahan kepala Evie Tamala yang masih bermain dengan telurku itu. Evie Tamala kemudian menaikan kepalanya dan menatapku, kulumat bibirnya itu sampai membuat kami megap megap.
“Segera keluarkan kemampuaanmuu .. sodokin memekku .. “ kata Evie Tamala dengan membuka pahanya
“Jangan di sini Teh .. aku pengin Teh Evie ngangkang duduk di meja yaaa “ ajakku dengan turun dariranjang dan menarik tangan wanita berjilbab ini.
“Okeee deeeh .. bosan di ranjang yaa “ sahut Evie Tamala dengan ikut keluar dari ranjang kemudian naik ke tempat meja rias itu, kebetulan selakanganku ngepas ketika Evie Tamala dengan manjanya naik dan kemudian merangkulkan kedua tangannya di pundakku
“Segera masukin kontolmuuu .. genjot Teh Evie semaumu .. semburin spermamu “ ajak Evie Tamala dengan mengarahkan kepalaku agar berhadapan dengan wajah wanita berjilbab ini.
Senyuman manis diberikan padaku oleh wanita berjilbab yang merupakan penyanyi dangdut papan atas, pahanya dilebarkan sehingga vaginanya yang penuh jembut itu terlihat sangat memerah akibat sodokanku yang berkali kali menghujam keluar masuk.
“Pleasee .. segera masukin “ perintah Evie Tamala tidak sabaran lagi dengan membuka pahanya lebar lebar, aku kemudian mendekat dan memegang batangku menusuk ke lubang memerah itu, Evie Tamala sampai melihat ke bawah bagaimana penis besarku pelan pelan mendesak masuk, Evie Tamala sampai tidak percaya, batangku yang besar itu pelan pelan mulai tenggelam, belahan daging vaginanya itu seolah olah mengalah memberikan ruang pada kontolku untuk masuk.
“Uuuuuuuuuuh .. luaar biasa kontolmuu sayaaaaang teruusin yaaa .. aah tariik dulu .. desaak lagi “ sahut Evie Tamala dengan merem kemudian, tak lama membuka matanya lagi.
“Ck ck ck ckc ssssssssh sssssssssshhh .. nikmaat sekali sayaaang .. kontolmuu benar benar besaaar .. sanggup masuk ke memek Teh Evie .. masih sempit ya sayaaang . “ puji Evie Tamala dengan tersenyum dan kemudian mengecup bibirku.
“Tahaan ya sayaang .. rasakan jepitan Teh Evie “ tahan Evie Tamala di perutku agar aku tidak maju
“Aaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh . saaakit aaaaaaaaaaaaaah Teeeeh aaaaaaah “ jeritku merasakan jepitan itu ketika kedua pahanya merapat, Evie Tamala sampai terpejam sangat erat sekali merasakan batangku terjepit keras.
“Sssssssssssssssssssh ssssssssssssssssssssshh sssssssshh ssssshhh hhhhhhhhhh “ desis Evie Tamala yang kemudian membuka pahanya lagi
“Hhhh .. hhhh .. luaar biasa rasanya, sayaang .. ayo masukin lagi “ perintah Evie Tamala yang dengangemas menepuk pipiku yang merasakan nikmatnya dijepit dengan mataku terpejam erat.
Aku kemudian menata nafasku sebentar, kutarik batangku dan kutekan lagi, Evie Tamala semakin melebarkan pahanya sehingga batangku semakin menerobos masuk lebih dalam di lubangnya yang becek ini, wanita berjilbab ini sampai merintih kesakitan merasakan batangku lebih dalam, matanyakini terbalik lagi memutih, kepalanya mendongak ke atas merasakan nikmatnya
“Aaaaaaaaaaaaaaaaoh uuuuuuuuuh .. enaaaaaaaaak .. teruuuuuuuuuuus .., mentokin .. mentokin aaah aaaaaaaaaauh aaaaaaaaaaaaaaoh “ erang dan rintih Evie Tamala semakin tak karuan, tubuhnya ikut bergelinjang seiring batangku pelan pelan hanya menyisakan sedikit untuk amblas tertanam dalam lubangnya yang becek itu.
Dengan sekali tarikan dan dorongan kuat batangku akhirnya amblas disertai pekikan kami
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh .. “ jerit kami berdua dengan tertawa cekikian. Mata Evie Tamala membuka kemudian merasakan mentoknya batangku, Evie Tamala sampai merasakan kesakitan itu
“Ssssh sssssshh hhh .. sayaaang .. segera genjot .. kontoli Teh Evie segeraaa .. genjot “ perintah Evie Tamala yang sudah tidak tahan
“Keluar di mana Teeh ?” tanyaku
“Di dalaaaaaaam .. awas kalo diluaaar “ ancam Evie Tamala dengangemas dan kemudian kedua kakinya menjepit pinggangku, memberikan ruang pada pantatku untukbergerak maju mundur.
Kugerakan batangku pelan pelan sampai membuat Evie Tamala menjerit lagi dengan suara yang dikecilkan
“Aaaaaaaaaaaaoh sssssssshh ssssssshh .. teruus Burhaan .. Burhaaan aaaaaah . enaaaaaak .. nikmaaaaaat .. uuuuuuuuuuh aaaah uuuuh aaaaah uuuuuh aaaaah uuuuh aaaaah .. aaaaaaaaaoh .. nikmaaaaat ..aaaah kontolmu aaaaaaah .. aaaaaaaaauuh .. memekku aaaaah aaaaaauh aaaauh sssssshh sssssshh aaaaaaach .. “ erang Evie Tamala tak karuan merasakan batangku keluar masuk dengan lancar setiap genjotan itu.
Persetubuhan yang semakin panas, Evie Tamala memegang kepalaku dan mengajakku saling berpagutan sedang tanganku berada di buah dadanya meremas remas. Gelinjang tubuhnya semakin tak karuan, rintihan,erangan, desahan Evie Tamala semakin tak karuan
“Ooh sayaang enaaaaaaaaaak .. teruus …cepataan dikit aaaah . nggak taaahaan .. aaaaah .. kontooolmu aaaaaaah .. teruuuuuuuuuuuuus aaaaaaaaaah aaaaaaaaauh aaaaaaaah uuuuuuuh ssssssssshh ssssshh ..aaaaaaaaaauh “ erang Evie Tamala denganmenarik kepalanya dan badannya disandarkan ke cermin itu.
Kugenjot vagina wanita berjilba ini dengan lebih cepat, aku juga sudah tidak tahan lagi, genjotan demi genjotan itu sampai membuat suara gaduh di selakangan kami
“Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep ..”
Suara yang sangat merdu perlawanan antara kontolku dengan vagina Evie Tamala yang semakin membasah itu, gejolak birahi Evie Tamala semakin meluap, namun tak lama kemudian Evie Tamala melemas tak kuat merasakan nafsuku yang menggila itu, batangku dengan cepat dan kuat mendesak keluar masuk vaginanya, Evie Tamala menjerit jerit namun kubekap mulutnya karena berada di hotel.
Wanita berjilbab ini menyadari, kemudian dengan masuk memandangku dengan sayu kemudian melihat vaginanya dimasukin batangku yang menggenjotnya
“Burhaan aaaaah nggaaak kuaaaaat aaaaaaah .. teruuus .. dikit lagi, sayaang aaaaaaah aaaaaauh “ erang Evie Tamala tidak tahan, matanya kini terpejam, badannya maju lagim, kuremas buah dadanya dengankuat dan kulihat wanita ini sudah pasrah
Penisku sudah tidak tahan lagi, keluar masuk vagina wanita berjilbab ini dengan cepatnya, Evie Tamala tidak kuat, jepitan kedua kakinya semakin erat, jepitan vaginanya semakin merapat dan Evie Tamala mendapatkan orgasme mendahului aku dengan membusung memberikan buah dadanya, kuremas buah dadanya itu, kepalanya ikut menggeleng geleng, remasanku di atas jilbabnya itu untuk memberikan daya maksimal orgasme
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh … sudaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Evie Tamala panjang dengan tubuh menegang dan kemudian berkelonjotan, dari vaginanya mengucur cairan panas membasahi batangku.
Kugenjot terus karena aku sudah tidak tahan, Evie Tamala pasrah merasakan genjotan cepat dan kuat itu sampai menimbulkan gesekan lebih merdu, Evie Tamala tidak bisa mneikmati orgasmenya lama karena aku terus menggenjotnya
“Sudaaaaaaah aaaaaaah saaaakit “ keluh Evie Tamala dengan lemah.
Genjotan itu akhirnya membuatku tak kuat lagi, dadaku panas sekali dan menjalar cepat ke selakanganku.
“Craaaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaat “
Kubenamkan kontolku dalam dalam di vagina Evie Tamala yang sudah pasrah itu, spermaku muncrat tak karuan memenuhi vaginanya itu, aku merasakan tubuhku menegang tak karuan kemudian berkelonjotan dan ambruk ke depan memeluk wanita berjilbab ini, Evie Tamala memelukku erat dan mengelus elus punggungku, kurasakan aku berkelonjotan dalam pelukan Evie Tamala.
Kurasakan tubuhku enteng, kurasakan penisku ada cairan kental memaksa keluar dari sela sela vagina Evie Tamala yang sudah terkapar memelukku. Kami diam seribu bahasa, hanya nafas kami yang tak teratur saling menyahut. Lama kami terdiam.
Hampir sepuluh menit kami diam, Evie Tamala menepuk nepuk pundakku, aku pun membuka mataku. Evie Tamala tersenyum kemudian mendorongku
“Sudah, sayaang .. kita terusin setelah aku manggung yaaa .. segera kembali ke kamarmuu “ kata Evie Tamala dengan tersenyum, kutarik penisku yang seret itu, dan kusaksikan vagina Evie Tamala berceceran air maniku yang kental, Evie Tamala dengan cuek kemudian turun, aku kemudian mencopot jilbab Evie Tamala kulap penisku dengan jilbabnya, Evie Tamala merebut jilbab warna hitam itu dengan kesal, namun sudah terlambat
“Nggak kuentotin lagi tahu rasa “ ancamku yang disambut dengan cubitan tangan Evie Tamala.
“Awas ya kamu .. kalo nggak dataang “ ancam Evie Tamala dengan gemas, kemudian membuang jilbabnya yang sudah berlendir itu.
Kupeluk dan kuhujani dengan ciuman mesra, Evie Tamala menanggapi pagutanku, kami diam sejenak di ranjang, aku menarik kembali jilbabnya dan penisku kulap sampai bersih. Kemudian kupakai celanaku, bajuku. Kupeluk wanita ini sekali lagi. Aku kemudian berpakaian rapi, kuremas pelan buah dadanya, Evie Tamala hanya tersenyum dan aku keluar dari kamarnya. Kuhempaskan tubuhku di kamarku.
Pagi pagi kami bertemu ketika makan pagi, Evie Tamala sampai tersenyum padaku, pagi ini Evie Tamala begitu sangat anggunnya, lebih ramah dan penuh kepuasan. Nada bicaranya semakin menyejukan bahkan tidak mudah tersinggung.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Template Information

jasawebtogel
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kumpulan Berita Dewasa | Cerita Dewasa | Artikel dewasa - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya